Tangisan di Balik Balai Pengadilan Cinta
Aroma dupa cendana menyesaki Balai Pengadilan Cinta, tempat Dewi Lianhua—reinkarnasi dari Putri Chang'e yang dikhianati—menjalankan tugasnya. Di balik tirai kristal, ia memilah benang takdir, menghubungkan jiwa-jiwa yang ditakdirkan bersama, atau memisahkannya untuk selamanya. Tatapan matanya kosong, namun di kedalaman irisnya tersembunyi lautan kesedihan yang tak terukur.
Setiap kali namanya disebut, DESIRAN aneh menjalar di hatinya. Bukan nama Dewi Lianhua, melainkan nama Putri Chang'e. Potongan-potongan memori kehidupan lampau menerobos kesadarannya: taman bunga persik yang bermekaran, janji setia di bawah rembulan purnama, dan… PENGKHIANATAN!
Dulu, Putri Chang'e sangat mencintai Kaisar Langit. Ia rela memberikan segalanya, bahkan keabadiannya, untuk lelaki itu. Namun, Kaisar Langit tergiur pesona selir serigala yang licik. Ia menjebak Chang'e, menuduhnya berkhianat, dan mengutuknya menjadi Dewi Bulan yang kesepian.
Kini, seribu tahun kemudian, takdir membawanya kembali ke Balai Pengadilan Cinta. Ia MERASA kehadiran seseorang yang familiar di antara jiwa-jiwa yang berbaris di hadapannya. Seorang pria dengan aura keemasan yang suram, matanya menyimpan penyesalan mendalam. Itu dia… Kaisar Langit yang kini terlahir kembali sebagai seorang jenderal yang gagah berani.
Lianhua menyembunyikan gemetar tangannya. Balas dendam bukan caranya. Ia takkan mengutuknya. Ia hanya akan… MEMILIH jalan yang berbeda. Ketika giliran jenderal itu tiba, Lianhua dengan lembut menarik benang takdirnya. Ia memisahkannya dari wanita yang ditakdirkan bersamanya – seorang putri dari kerajaan serigala yang kejam.
"Kau akan mengabdi pada kerajaanmu dengan setia," ucap Lianhua, suaranya dingin bagai es. "Namun, kau takkan pernah merasakan cinta yang sejati. Kau akan dihantui penyesalan selamanya, Jenderal."
Jenderal itu terhuyung. Ia MENYADARI sesuatu yang mengerikan, sesuatu yang jauh lebih menyakitkan daripada kutukan. Lianhua, dengan senyum tipis yang mengerikan, menyuruhnya pergi. Ia tahu, dalam hati kecilnya, keadilan telah ditegakkan.
Di balik tirai kristal, air mata mengalir di pipi Dewi Lianhua. Bukan air mata kesedihan, melainkan air mata kelegaan. Ia telah membalas dendam dengan cara yang paling halus: dengan KEBEBASAN.
"Janji kita… akan tertunda seribu tahun lagi."
You Might Also Like: Produk Skincare No Alkohol Dan No_11
0 Comments: