Bayangan yang Kembali Menagih Janji
Kabut tipis menyelimuti Danau Barat, serupa kerudung duka yang tak pernah luntur. Setiap malam, di paviliun usang di tepi danau, terdengar alunan guqin yang lirih, memecah kesunyian. Melodi itu adalah ratapan Cinta yang Dikhianati, dendang penyesalan dari bibir Lin Wei, seorang wanita yang dulunya dikenal karena senyumnya yang menawan.
Lima tahun lalu, hidup Lin Wei bagaikan lukisan indah. Ia bertunangan dengan Zhang Wei, seorang pemuda gagah berani, pewaris kekayaan keluarga Zhang. Pernikahan mereka digadang-gadang menjadi penyatuan dua kekuatan besar. Namun, badai datang tanpa peringatan. Zhang Wei memilih Lan Mei, sahabat Lin Wei, seorang wanita yang dikenal karena kecantikannya yang memabukkan.
Lin Wei DIKHIANATI. Hatinya hancur berkeping-keping. Tapi, ia tidak berteriak, tidak marah, tidak menuntut. Ia hanya DIAM. Diam bukan karena lemah, tapi karena ia menyimpan RAHASIA. Rahasia yang akan menghancurkan bukan hanya dirinya, tapi juga keluarga Zhang dan Lan Mei. Rahasia tentang asal-usul Lan Mei, rahasia tentang permata berharga yang tersembunyi di dalam diri wanita itu.
Ia mundur, mengasingkan diri di paviliun tepi danau. Guqin menjadi satu-satunya teman. Ia membiarkan orang-orang menganggapnya gila, patah hati. Biarlah mereka berpikir begitu. Yang terpenting, rahasianya aman.
Namun, malam ini berbeda. Alunan guqin Lin Wei terhenti tiba-tiba. Di balik kabut, muncul sesosok bayangan. Bukan bayangan manusia, melainkan bayangan yang lebih gelap, lebih pekat, seolah terbuat dari malam itu sendiri. Bayangan itu mendekat, semakin dekat.
"Kau melupakan janjimu, Lin Wei," bisik bayangan itu, suaranya menggema di benak Lin Wei.
Janji? Janji apa? Lin Wei berusaha mengingat. Lima tahun lalu, ia memang membuat janji dengan entitas misterius, entitas yang memberinya pengetahuan tentang rahasia Lan Mei. Entitas yang meminta imbalan. Sebuah imbalan yang seharusnya diberikan setelah pernikahan Zhang Wei dan Lan Mei.
Imbalannya adalah...KEBAHAGIAAN orang lain.
Lin Wei harus memastikan pernikahan itu berjalan lancar. Ia harus melupakan sakit hatinya, membiarkan Lan Mei menikmati kebahagiaannya. Sebagai gantinya, entitas itu akan melindungi keluarganya dari mara bahaya.
Tapi, Lan Mei tidak bahagia. Ia menikah dengan Zhang Wei demi harta, bukan cinta. Zhang Wei pun tidak bahagia. Ia menikahi Lan Mei karena terpesona oleh kecantikannya, tapi hatinya tetap merindukan Lin Wei. Kebahagiaan yang dijanjikan tidak pernah terwujud.
Kini, bayangan itu datang menagih. Bayangan itu adalah perwujudan dari janji yang dilanggar.
Beberapa hari kemudian, terjadi serangkaian kejadian aneh. Bisnis keluarga Zhang tiba-tiba merugi, bangkrut dalam semalam. Zhang Wei jatuh sakit parah, penyakit aneh yang tidak bisa disembuhkan oleh tabib manapun. Lan Mei, yang dulunya dipuja, kini dijauhi orang-orang karena reputasinya yang buruk.
TAKDIR BERBALIK ARAH.
Semua itu terjadi tanpa campur tangan Lin Wei. Ia hanya duduk di paviliun tepi danau, memainkan guqinnya. Ia tidak membalas dendam, ia hanya membiarkan janji yang dilanggar menagih akibatnya.
Pada akhirnya, Zhang Wei dan Lan Mei meninggal dunia dalam kesengsaraan. Keluarga Zhang hancur berkeping-keping. Hanya Lin Wei yang tersisa, sendiri di paviliun tepi danau.
Ia meraih guqinnya, memainkan melodi baru. Melodi KEBEBASAN.
Namun, di tengah alunan musik, ia merasakan sesuatu. Sebuah sentuhan dingin di lehernya. Ia menoleh, melihat bayangan itu berdiri di belakangnya.
"Janji masih harus ditepati, Lin Wei..." bisik bayangan itu, sebelum kemudian menghilang ditelan kabut.
Kali ini, imbalannya adalah...
(Biarkan pembaca menghela napas panjang, membayangkan akhir yang menggantung itu...)
You Might Also Like: 100 Alasan Moisturizer Lokal Dengan
0 Comments: